Majapahit Jajah hingga Semenanjung Malaya

Diposting oleh Unknown


Peta Kekuasaan Majapahit

Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore
John N Miksic mengatakan, pengaruh Kerajaan Majapahit yang berpusat di
Jawa Timur sampai hingga Semenanjung Malaya. Kerajaan Majapahit,
lanjutnya, dapat dikatakan menjajah daerah tersebut.




"Dalam kitab
Negarakertagama yang ditulis Prapanca, Tumasik (Singapura) juga termasuk
dalam jajahan Majapahit," kata Miksic dalam seminar Internasional
Epigrafi dan Sejarah Kuna Indonesia di Kampus Universitas Indonesia
(UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (5/12/2012).




Miksnic menambahkan, kerajaan di Semenanjung Malaya mencari perlindungan dengan tunduk pada raja Jawa.



Sebenarnya,
lanjutnya, sejak masa Raja Kertanegara dari Singasari, semenanjung
Malaya telah meminta perlindungan raja Jawa itu. Namun, puncak dari hal
tersebut diketahui terjadi pada masa raja-raja Majapahit.




Menurutnya,
dominasi Jawa di Semenanjung Malaya dapat diketahui dari peninggalan
arkeologis di tempat tersebut. Peninggalan arkeologi lebih
memperlihatkan pengaruh Majapahit di Semenanjung Malaya yang sangat
kuat.




"Di wilayah Melayu ditemukan artefak berupa kesenian
bermotif Jawa. Bentuknya adalah arca Kala Makara dan Dewi Prajnaparamita
yang memperlihatkan ciri kesenian khas Jawa Majapahit. Selain itu, juga
banyak ditemukan gerabah yang lebih berciri Trowulan. Ada kesinambungan
yang terjadi antara hubungan Melayu dengan kerajaan Jawa (Majapahit),"
tandasnya.




Ia menerangkan, bentuk definisi jajahan pada masa
lampau dengan sekarang berbeda. Sebab, sistem penjajahan di masa kini
lebih berarti monopoli. Padahal, hubungan antara Majapahit dan daerah
jajahannya tidak seperti hal itu. Menurut sejarah, hubungan Majapahit
dan Melayu bahkan saling menguntungkan.




Menurutnya, Majapahit
kemungkinan besar hanya mengirim tentara ke daerah jajahannya dalam
keadaan tertentu. Sebab itu, pengaruh Majapahit yang sangat mempengaruhi
daerah jajahannya lebih berorientasi pada bentuk kebudayaan.




"Salah
satu tanda kebudayaan itu adalah terakota. Kemungkinan besar bukan
dibuat di Jawa tapi di Pattani (Thailand Selatan) yang meniru bentuk
kebudayaan Jawa. Pengaruh Trowulan, Kebudayaan khas Majapahit, sudah ada
di sana dan sangat mempengaruhi," tegasnya.




Bukti Arkeologi di Singapura Berorientasi ke Jawa



Miksic
mengatakan, banyak tinggalan arkeologi di Singapura bercirikan artefak
yang ditemukan di Jawa Timur. Menurutnya, di Stanford Road pernah
ditemukan benteng kuno seperti yang ditemukan di Kota Jawa, Sumatera
Utara.


Namun, seiring pembangunan di wilayah tersebut, benteng
kuno lenyap. Bukti lain yang memperlihatkan pengaruh Jawa adalah Pancur
Larangan.




"Pancuran di Singapura meniru di Candi Belahan, Jawa
Timur. Banyak sekali persamaan antara penemuan arkeologi arsitektur di
Singapura dan Majapahit," tambahnya.




Selain adanya kesamaan
peninggalan arsitektur kuna berupa fitur, ada hal yang serupa dalam
penemuan artefak. Penggalian yang dilakukan di Singapura memperlihatkan
gerabah yang dipengaruhi kebudayaan Majapahit.




Selain gerabah,
tandasnya, ada temuan mata uang kepeng China yang lazim digunakan
Majapahit. Selain mata uang, ornamen artefak yang ditemukan di Keramat
Iskandar Shah memperlihatkan kesamaan dengan bentuk pengarcaan
Adityawarwan.




Arca Adityawarman ditemukan di Padang Roco Sumatera
Barat. Figur Adityawarman tersebut, terangnya, berdasarkan bukti naskah
kuna sangat dekat dengan kerajaan Majapahit.




"Menurut sumber
naskah itu, Adityawarman dilahirkan di Jawa. Beberapa pusaka di
Pagaruyung, Sumatera Barat, kemungkikinan besar dari masa Adityawarman
yang ada kesamaan budaya dengan Majapahit," tandanya.




Lebih jauh
ia menambahkan, dalam memperebutkan wilayah Singapura, Majapahit dan
Siam atau Thailand sempat bertikai. Pada abad ke-14 M, Siam menyerang
Singapura yang saat itu dikuasai pengaruh Majapahit. Namun, Majapahit
tidak dapat ditundukkan Siam.




Pengaruh Majapahit di Singapura,
lanjutnya, semakin dikuatkan di bukit Larangan. Bentuk itu, terangnya,
adalah pendirian beberapa bangunan bata khas Majapahit yang didirikan
utusan dari Jawa.




"Bukit itu kini menjadi rumah Raffles. Dulu di
sana ada Candi Bata. Namun sejak rafles mendirikan bangunan di sana,
semuanya hilang tak berbekas," pungkasnya. 








Sumber : Kompas