Kadal Ini Mampu Atasi Perubahan Iklim

Diposting oleh Unknown




 Anolis cristatellus

Anolis cristatellus

Dari sebuah studi yang dilakukan oleh Manuel Leal, peneliti dari Duke
University, Amerika Serikat dan timnya, diketahui bahwa kadal khas
Puerto Rico yakni Anolis cristatellus (A.cristatellus) kini telah
beradaptasi dengan udara yang lebih sejuk di Miami.

Hasil studi
yang dipublikasikan di jurnal The American Naturalist tersebut juga
mengindikasikan bahwa kadal yang bersangkutan kemungkinan mampu
mentolerir variasi temperatur yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
“Kami tidak mengatakan bahwa perubahan iklim bukanlah masalah bagi para
kadal. Itu merupakan masalah besar,” kata Leal.

“Namun, temuan
kali ini mengindikasikan bahwa fisiologi thermal dari kadal tropis lebih
mudah berubah dibandingkan yang diperkirakan,” ucapnya.

Sebelum
ini, para ilmuwan yakin bahwa berhubung kadal merupakan hewan berdarah
dingin, maka mereka tidak akan mampu mentolerir atau beradaptasi dengan
temperatur yang lebih dingin. Namun, manusia telah membawa A.
cristatellus yang merupakan kadal asli Puerto Rico ke kawasan Miami pada
sekitar tahun 1975 lalu.

Padahal, rata-rata suhu di Miami
mencapai sepuluh derajat Celcius lebih rendah dibandingkan dengan suhu
rata-rata di Puerto Rico. Meski temperatur rata-rata di musim panasnya
relatif sama. Dan ternyata, kadal tersebut mampu bertahan hidup.

Dalam
studi kali ini, Leal dan rekannya menangkap A.cristatellus dari kawasan
Pinecrest, Miami dan juga dari timur laut Puerto Rico. Mereka membawa
kadal-kadal itu ke lab mereka di North Carolina, memasukkan termometer
ke kloaka kadal dan mendinginkan udara ke beberapa titik temperatur.

Peneliti
kemudian memantau betapa para kadal dengan mudah membalikkan tubuh
mereka setelah mereka diterlentangkan. Kadal dari Miami membalikkan
tubuh mereka pada temperatur tiga derajat lebih dingin dibandingkan
dengan kadal dari Puerto Rico.

Menurut Leal, hewan yang
membalikkan tubuh pada temperatur yang lebih rendah memiliki toleransi
terhadap temperatur dingin yang lebih baik dan kemampuan ini kemungkinan
sangat bermanfaat saat temperatur udara menurun. “Sangat mudah bagi
kadal untuk membalikkan tubuh mereka saat mereka tidak kedinginan atau
kepanasan,” ucapnya.

Namun, saat suhu udara menjadi semakin
dingin, kemampuan membalikkan tubuh itu menurun. Dan sampai titik
tertentu, mereka tak lagi mampu membalikkan tubuhnya. Di titik ini, yang
disebut juga dengan “critical temperature minimum”, para kadal tidak
mati. Mereka hanya kehilangan kontrol terhadap koordinasi tubuh mereka.

“Kasusnya
sama seperti manusia yang mengalami hipotermia dan mulai kehilangan
keseimbangan atau tak mampu berjalan,” kata Leal. “Temperatur tubuh
terlalu rendah sehingga membuat otot tak mampu bekerja dengan normal,”
ucapnya.

Yang menarik, evolusi biasanya terjadi dalam hitungan
beberapa ratus, ribu, atau jutaan tahun. Namun, waktu 35 tahun yang
dibutuhkan oleh kadal Puerto Rico agar mampu beradaptasi dengan suhu
yang lebih dingin merupakan waktu yang sangat singkat. “Kita bisa
menyaksikan perubahan evolusi ini dalam masa hidup kita,” ucap Leal.

Selain
itu, Leal menyebutkan, toleransi kadal terhadap udara yang lebih sejuk
juga memberikan secercah harapan bagi sejumlah spesies tropis lain.
Meski begitu, para ilmuwan belum mengetahui seberapa cepat mereka mampu
bertoleransi terhadap temperatur yang semakin tinggi, yang merupakan
konsekuensi lain dari perubahan iklim, dan berevolusi.

Saat ini,
selain melakukan uji coba terhadap spesies kadal lain dalam menghadapi
udara dingin, Leal dan timnya juga bereksperimen terkait toleransi para
kadal dalam menghadapi suhu panas.






Sumber : Kompas