Rumus Mengetahui Usia Berapa Kita Menikah

Diposting oleh Unknown

Hidup, mati dan jodoh mutlak ada di tangan Tuhan. Tak ada yang bisa mempercepat atau menunda ketiganya. Namun baru- baru ini peneliti dari University of New South Wales mencoba membuat rumus matematika untuk mempediksi usia berapakah kita menemukan jodoh.
Rumus yang dikembangkan oleh peneliti dan pakar statistik ini diklaim dapat memprediksi kapan usia ideal kita akan dan seharusnya menikah. Peneliti mengembangkan rumus itu setelah melakukan survei dan analisis panjang terhadap beberapa orang dengan beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan adalah kemampuan finansial individu, riwayat kesehatan dan faktor genetik. Dan hasilnya didapatlah rmus berikut ini :


• Tentukan usia paling tua jika Anda harus menikah (target maksimal menikah), misalnya 39 tahun.
• Tentukan usia paling muda saat Anda berpikir seorang pacar/kekasih adalah orang yang cocok untuk dijadikan pasangan hidup, misalnya 20 tahun.
• Kurangi angka tertinggi dengan angka terendah kemudian kalikan dengan 0,368. Misal 39 - 20 X 0,368 = 6,992 (dibulatkan menjadi 7)
• Tambahkan hasil tadi dengan usia paling rendah saat berpikir punya kekasih.

Jadi, usia ideal Anda menikah adalah : ((39-20)x0,368) + 7)= 27 tahun. Rumus ini katanya mempunyai tingkat akurasi sebesar 40 % itu artinya hasilnya memang tidak selamanya tepat, namun setidaknya membantu seseorang untuk bisa mempersiapkan diri menuju pernikahan dan dianggap merupakan usia ideal jika ingin memiliki keturunan yang baik (di luar faktor lingkungan).
Bagi pembaca yang belum menikah boleh mencobanya buat iseng-iseng. Biar termotivasi juga untuk segera membangun rumah tangga bahagia. Karena selain beribadah menikah pada usia yang ideal (tidak terlalu muda taupun tua) juga terbukti meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Bagi yang belum menikah dan juga belum menemukan pasangannya teruslah mencari dan percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. Dan ingat selektif boleh tapi jangan sampai keblinger mencari pasangan hidup yang terbaik karena diatas langit masih ada langit yang lebih tinggi. Saling menerima apa adanya adalah kuncinya.

Sumber: detikHealth