MAJU TERUS WANITA INDONESIA

Diposting oleh Unknown

Numpang nulis di blog suami
As usual, pagi-pagi sudah ngacir naik sepeda lipet kesayangan suami. Biasa cari sayur sekalian bawa si Cemplon jalan- jalan. Muter dulu keliling komplek baru kemudian menclok di tukang sayur langganan. Dapet apa yang dicari lansung meluncur pulang. Seabrek aktivitas menanti dari nyuapin dan mandiin Cemplon, njemur pakaian, ngepel sampai ngasi makan “si Bunny”, kelinci kami satu-satunya.
Gawean kelar, si Cemplon pules tinggal masak. Eh baru ngebuka koran bungkus cabe, hati ini teriris rasanya. Bukan karena cabenya pada ceking-ceking atau karena yang jualan tega beli serebu dikasih 6 batang doang, tapi karena berita yang ada di koran pembungkus tadi. Isinya tentang istri yang dibakar suami gara- gara engga mau “melayaninya”. Padahal si istri masih dalam keadaan nifas. Ngga pernah ngaji kali ya laki-laki itu istri yang sedang dalam masa nifas kan ngga boleh dicampuri?


Miris memang cerita-cerita tentang KDRT ( Kekerasan Dala Rumah Tangga) sepertinya sudah jadi menu sehari-hari mata telinga kita. Hampir setiap hari kita bisa menjumpainya di berita televisi. Dari kekerasan fisik sampai kekerasan mental. Biasanya yang banyak terekspos adalah kekerasan fisik. Padahal kekerasan mental jauh lebih syerem karena kekerasan mental adalah penyakit kronis yang akan mematikan karakter seorang eseorang hingga lama-lama dapat menggerogoti fisiknya. Tidak kurang wanita yang gantung diri di bawah pohon bayem karena mendem masalah he... Kenapa KDRT sampai terjadi? Pada ngga inget apa komitmen pernikahan itu apa? Alasannya sih umum paling kalau bukan karena himpitan masalah ekonomi yang membuat orang jadi Pe Ak alias pendek akal, ya karena memang dasar pelakunya “psycho”. Dan kebanyakan korbannya adalah kaum hawa. Jarang ada laki-laki yang “dicurangi” seperti Anang Hermansyah.
Jadi inget pernah suatu ketika aku bertanya pada ibu salah seorang teman yang menderita gara –gara perilaku suaminya yang suka mabuk, gemar maen perempuan, dan hobi judi. Pokoknya “molimo” junky dah..Pun aku berani bertanya karena kami sudah cukup akrab.
“Kenapa tante menikahi om?”tanyaku.
“Om yang menikahi tante”koreksinya.
“Oh ya maksud saya kenapa tante mau menikah dengan om?”
“Ya karena tante cinta sama dia. Om dulu orangnya baik”.jawabnya menerawang.
Jawaban yang sangat logis. Sangat masuk di akal. Dari sekian banyak alasan orang menikah yang paling banyak follower-nya adalah karena cinta dan karena harta.
“Terus bagaimana tante bisa bertahan selama puluhan tahun hidup bersama om yang nyata nyata selalu menyakiti tante dan tidak pernah berusaha berubah?”
“Sangat sederhana, karena tante cinta mati sama Om lagian memang nasib tante seperti ini” matanya menerawang.
”Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum selama mereka sendiri tidak mau berusaha mengubahnya tan”pekikku dalam hati.
Cinta mati alias nya’ah alias seneng nganti kepati-pati.
Beuhhhhh….memang bukan jawaban yang salah. Justru aku salut sama tante ynag benar-benar konsisten menjaga cintanya. Lagipula adalah hak setiap orang memilih jalan hidupnya. Tapi menurutku sedikit bodoh…atau bodoh sekali malah. Hidup cuma sekali. Sia –sia kalau hanya dilewatkan begitu saja untuk menangisi “someone selfish” seperti om tadi..
“Wahai wanita Indonesia…”( yang bencong tidak hai).
Bangkitlah kamu sekalian. Berjuanglah mencapai impianmu. Maksimalkan potensimu jadilah Kartini- Kartini masa kini ( termasuk yang namanya sudah Kartini beneran).
Jadilah wanita yang mandiri tanpa mengingkari kodrat kita sebagai makmum laki- laki atau suami dalam rumah tangga. Karena tak bisa dipungkiri, jika kita adalah seorang wanita mandiri misalnya saja mandiri secara finansial, laki-laki tidak bisa semena-mena. Atau toh kalaupun masih semena-mena juga kita tidak akan terlalu terseok –seok meratapinya.
Jadi bagi yang pinter masak bersiaplah jadi pengusaha chattering, yang pinter njahit jadilah penjahit terkenal dan yang gemar menulis kumpulkanlah pundi-pundi dollar dengan menjadi Blogger professional he..he…Oya satu lagi bagi yang memilih bekerja di luar rumah sah-sah saja asal tidak lupa waktu. Beri porsi yang seimbang untuk keluarga dan pekerjaan.
Dan buat para laki-laki dan suami, ingatlah selalu bahwa apa yang kalian buat hari ini kepada keluargamu mungkin tidak cuma mempengaruhi hidup anak istrimu saja tapi mungkin 7 keturunan di bawahmu. Jadi waspadalah..waspadalah…
Sekian jeritan wanita di pagi hari..mau masak he...